Monday, February 21, 2011

Beranda » Tong Kosong

Tong Kosong

Ketika kereta lewat, dan Anda bisa mendengar bunyi gerbong kereta, maka ketahuilah bahwa kereta tersebut kosong. Ketika Anda mendengar seorang pedagang memaki-maki barang dagangannya sembari berteriak kencang, maka ketahuilah ia tengah rugi.

Demikian, manusia "kosong" dan apapun yang kosong dipastikan memiliki nyaring, bunyi, dan teriakan histeris. Lain halnya dengan manusia kaya amal nyata, teguh dalam perjuangan, dan fokus menebar manfaat ... manusia demikian lebih tenang dan kharismatik. Sebab detik-detik hidup mereka disibukkan membangun fondasi-fondasi kejayaan dan menegakkan tiang-tiang kesuksesan.

Perhatikan tangkai-tangkai gandum yang berisi, ia tunduk, tenang, dan berbobot penuh isi. Perhatikan tangkai-tangkai yang kosong, ia terseok-seok mengikuti arah angin, saking ringan dan tak ada bobot.

Perhatikan pedang tajam, ia mampu memotong tulang dalam diam. Namun drum suaranya nyaring mengangkasa, karena ia kosong. Istilah kata, tong kosong nyaring bunyinya.

Sahabat ...
Mari reformasi diri kita ke arah yang lebih baik dengan meningkatkan kualitas amal kita semakin fokus,profesional, dan terukur.Hilangkan agenda mengomentari pekerjaan orang lain. Sebab hanya orang-orang dungu saja yang menghabiskan detik-detik waktunya untuk menyalah-nyalahkan atau mencari celah hilap orang lain.

Lain halnya dengan jiwa-jiwa pilihan. Agenda amalnya dipenuhi dengan agenda-agenda agung, hingga ia tak ada waktu lagi mengurusi hal-hal sepele atau hal-hal yang tak mampu dilakukan. Orang-orang pilihan seperti lebah, sibuk mereproduksi wewangian bunga dan mengubahnya menjadi madu yang sangat
bermanfaat bagi manusia. Mari terus bekerja penuh kesungguhan,
itqan, dan tidak lagi menaruh peduli pada manusia-manusia yang agendanya hanya mematikan semangat, menyalakan hasud, atau manusia-manusia kosong tadi.

Ingat, perbedaan al-haq dan al-bathil sangat tipis setipis kulit bawang. Terlebih bila jargon yang digunakan adalah jargon yang nampak indah di tataran ide, namun kosong di tataran aksi nyata.

Penutup
Dikisahkan, seekor lalat hinggap di pohon kurma. Saat hendak terbang, ia
berkata kepada pohon kurma, "Wahai pohon kurma, berpeganganlah ... karena
aku akan terbang."Pohon kurma berkata kepada lalat, "Demi Allah, aku sama sekali tak
merasakan apapun saat kamu hinggap.Lalu bagaimana saya bisa merasa saat
kamu terbang?" (Dr. 'Aidh Al-Qarni)