Sunday, February 20, 2011

Beranda » Rusia Akhirnya Meringankan Status Ikhwanul Muslimin

Rusia Akhirnya Meringankan Status Ikhwanul Muslimin

Rusia akhirnya memberikan keringanan status Ikhwanul Muslimin yang pernah diblakclist masuk sebagai organisasi teroris di Rusia. Hal ini untuk memperbaiki hubungan dengan mesir dan membangun kembali pengaruh Rusia yang hilang selama revolusi pada Arab Spring, dari sumber-sumber diplomatik Rusia.

Terpilihnya Presiden Mohammed Mursi, yang mendapat dukungan kekuasaan dari kelompok Islam, memberikan tawaran khusus bagi Presiden Vladimir Putin pada kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan Kairo yang tegang selama pemerintahan diktator Hosni Mubarak, hingga ia digulingkan pada tahun 2011.
Mahkamah Agung Rusia telah melarang Ikhwanul Muslimin beroperasi di Rusia pada tahun 2003, karena dianggap sebagai organisasi teroris.

Tetapi akhirnya Moskow saat ini mencoba untu menjalin hubungan bersama Mesir dalam niatan mengimpor daging sapi. Karena sebagian besar negara-negara Timur Tengah tengah mendapati konflik, seperti Libya dan Suriah. Di dua negara tersebut Rusia mengimpor banyak sapi dari Libya dan Suriah.

Mengurangi tekanan pembatasan pada Ikhwanul Muslimin juga dilakukan oleh Amerika Serikat terlebih dahulu. Amerika telah lebih dulu mendekati presiden Mursi dan mengharapkan kunjungannya di Washington pada tahun 2013 untuk pertama kalinya sejak pemilihan pada bulan Juni.

Sumber-sumber diplomatik Barat mengatakan bahw Presiden Mursi juga menerima undangan untuk mengunjungi Rusia, yang telah disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, ketika lawatannya pada beberapa negara Timur Tengah pada bulan lalu.

"Kunjugan ini diharapkan bisa dilakukan pada tahun pertama 2013. Ikhwanul Muslimin tidak akan ada masalah ketika berkunjung di Rusia, dan Menteri Luar Negeri Lavrov telah menberikan jaminan tersebut," ucap sebuah sumber Rusia.

Rusia di masa lalu telah menuduh Ikhwanul Muslimin mendukung pemberontak yang ingin mendirikan negara Islam di sebagian besar penduduknya yang berada di Kaukasus Utara Rusia.

Hingga saat ini Rusia masih berjuang untuk menahan pemberontak Islam yang telah memperingatkan Putin dapat menyulut kekerasan di daerah lain yang lebih dekat Ibukota.

Namun selama perjalanan di Kairo, Lavrov mendukung inisiatif Presiden Mursi untuk menyelesaikan konflik di Suriah dan memberikan analis politik yang menandakan pada Moskow bahwa Mesir ingin menjalin hubungan dengan Rusia.