Sunday, February 6, 2011

Beranda » Kawah Eden, Gunung Api Giring Manusia ke Mahsyar

Kawah Eden, Gunung Api Giring Manusia ke Mahsyar

Pernah menyaksikan film Volcano? Film yang mengisahkan meletusnya sebuah gunung berapi dahsyat di bawah kota California, Amerika. Meski berlatar belakang film fiksi, fenomena di film tersebut bisa menjadi kenyataan di akhir zaman.

Ada sejumlah kota besar di dunia berada di atas gunung berapi besar yang sedang tertidur. Entah kapan gunung-gunung itu akan meletus. Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik. Satu dari sekian kota yang berada di bawah gunung api itu adalah kota Aden (Eden) di Yaman.



Dari sekian tanda kimat yang jarang disinggung orang adalah api yang akan keluar dari kota Aden, kota kedua terbesar di Yaman. Kota ini terdiri dari semenanjung gunung berapi dan pertama kali digunakan oleh Kerajaan Awsan kuno antara abad ke-5 SM dan ke-7 SM. Dalam hadits yang menceritakan tanda-tandan kiamat, Rasulullah tidak merinci jenis api apa yang akan keluar dari kota yang dulu ibukota Yaman Selatan. Namun lahar letusan gunung berapi tentu adalah juga api karena keduanya sama-sama memiliki unsur efek membakar. Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Semuanya bersifat api atau menghancurkan seperti aliran lava, letusan gunung berapi, aliran Lumpur, abu, kebakaran hutan, gas beracun, gelombang tsunami, gempa bumi.

Rasulullah Shalallahu ’Alaihi wa Sallam bersabda, “Tidak akan tegak hari kiamat sampai kalian melihat sepuluh tanda: terbitnya matahari dari tempat terbenamnya, Ya`juj dan Ma`juj, keluarnya binatang, tiga khusuf (longsor): di timur, di barat, dan di jazirah Arab, api yang keluar dari negeri Aden (kota di Yaman) yang menggiring manusia atau mengumpulkan manusia, di malam dan siang hari tetap bersama mereka di manapun mereka berada.” (HR. Muslim dan At-Tirmidzi no. 2183)

Gunung berapi adalah suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat dia meletus.   Gunung api Aden yang lebih dikenal dengan “api penggiring” benar-benar ada di bawah kita. Ia akan keluar sebagaimana ia pernah keluar sebelumnya.

Munculnya api dari Aden ini tidak menafikan fenomena kiamat lainnya seperti “ dan apabila lautan dijadikan meluap” (At-Takwir: 6). Sebab kota Aden sendiri sebagian besarnya berada di laut Meditrania. Kota ini terbentuk dari gunung api sangat besar dan pernah meletus di sisi lautnya. Jutaan tahun kemudian gunung api itu membeku dan mati. Setelah itu terbentuklah kawah sangat besar yang kemudian menjadi kota Aden. Panorama kawah ini terlihat jelas dari foto luar angkasa.

Fenomena kota Aden semacam ini pertama terungkap setelah penjajah Inggris datang menguasai kota ini. Di era pesawat terbang mereka berhasil memotret kota-kota dari udara. Ternyata mereka menemukan kota Aden berada di atas kawah besar. Inggris kemudian menyebutnya Kraytar. Delegasi kerajaan Inggris dengan pimpinan Prof. I.G. Gass tahun 1964 melakukan penelitian terhadap kota Aden.

Mengawali hasil penelitian, I.G. Gass menyatakan, “Gunung-gunung api yang ada sekarang hanya petasan dibandingkan dengan gunung api Aden,”. Perbandingan ini dilihat dari struktur kontruksi antara gunung-gunung api itu dengan gunung api Aden. Di majalah Reader Digest tahun 1979 dimuat artikel ilmiah yang menyatakan bahwa gunung api Krakatau (Krakatau Volcano) di Selat Sunda Indonesia yang meletus tahun 1883 dianggap sebagai para ahli sebagai gunung api terbesar yang pernah dikenal oleh manusia. Letusannya menewaskan 36.000 orang, suara letusannya terdengar hingga radius 5000 km,  abu dan asap menutupi atmosfir bumi hingga satu minggu,  dan sejumlah pulau lenyap. Para ahli memperkirakan kekuatan letusannya ratusan kali lipat bom Hidrogen. “Gunung api Krakatau hanya seperti petasan jika dibanding dengan gunung api Aden,” penulis mengakhiri artikelnya.

Dalam sebuah studinya “Aden, Dimensi Historis dan Peradaban” Ir. Makruf Oqbah mengatakan, “Gunung api Aden adalah salah satu dari enam pusat gunung api yang terletak di satu garis gunung api yang memanjang dari Bab Al-Almandeb di sisi selatan laut merah hingga kota Aden. Beberapa saat lalu salah satu dari enam pusat gunung api di gunung Thair di teluk Yaman di Laut Merah kembali aktif.

Gambaran ilmiah sangat dengan ungkapan Rasulullah dalam hadits di atas. Hadits tersebut menggunakan kata “qa’ru adn” yang artinya, lubang, rongga, ruang atau kawah. Ini terlihat jelas melalui foto luar satelit luar angkasa. Rasulullah saw juga menggambarkan bahwa kota Aden berada di atas gunung api yang sedang ‘istirahat’. Struktur tanah Aden terdiri dari gugusan besi dan nikel yang tercampur. Lahar dari gunung api ini keluar melalui teluk di dekatnya di laut meditrania.  Rasulullah mengabarkan bahwa api (lahar volcano) akan keluar lagi dari Aden sebagaimana layaknya gunung api di dunia yang bisa hidup setelah mati. Letusan keduakalinya ini akan jauh lebih kuat dan akan menggiring manusia semuanya ke negeri Syam.

Meletusnya gunung api biasanya diikuti oleh gempa bumi karena pergeseran lempengan bumi akibat dorongan lahar gunung api dari dasar bumi yang akan keluar. Akibatnya, lempengan bagian paling atas bumi ikut bergetar dan terjadi gempa. Setelah gempa terjadi, lahar yang terdiri dari besi nikel dari perut bumi keluar ke permukaan. Such earthquakes can be an early warning of volcanic eruptions (gempa adalah peringatan dini terjadinya letusan gunung berapi). Struktur letusan gunung berapi adalah besi dan nikel yang merupakan materi terberat (atsqal) di bumi. Ia berada di dasar bumi atau ¼ bumi. Gambaran ini tepat dengan gambaran ayat:

“Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,” (Az-Zalzalah: 1-2)

Pada saat Al-Quran turun, tidak ada yang mengetahui kaitan gempa bumi dengan ledakan lahar. Ini diketahui setelah para ahli meneliti dasar lautan dan melihat pecahan-pecahan di lempengan di sana akibat gempa dan keluarnya lahan panas.

Karenanya, di hadits di atas bersamaan dengan penyebutan gunung api Aden, Rasulullah menyebutkan sejumlah longsor yang ada kaitannya dengan gempa juga. Sehingga korelasi ilmiah geologis sesuai dengan korelasi yang digambarkan Rasulullah; gempa bumi, kemudian longsor, kemudian letusan gunung api. Letusan paling besar adalah gunung api Aden. Kebanyakan gunung api itu berada di dasar laut. Ini tetap dengan gambaran ayat:  “ dan apabila lautan dijadikan meluap” (At-Takwir: 6).