Friday, February 11, 2011

Beranda » Hero Instant VS Hero Militant

Hero Instant VS Hero Militant

Kita ini bukan super hero instant, tapi kita hero militant. Jadilah ‘hero’ bagi umat ini.

1. Bukan hanya super hero yang sering hadir dalam dunia khayalan kita saja yang bisa menjadi pejuang pahlawan pembasmi kejahatan.
2. Tapi kita yang hidup di alam nyata, bukan di dunia fiksi, bukan pula di dunia fantasi, bisa dan harus menjadi pejuang.
3. Ini dunia nyata, di depan mata kita terpampang fakta yang bertentangan dengan Islam.
4. Sama persis ketika Rasulullah Saw diutus untuk memperbaiki kondisi masyarakat jahiliyah saat itu.
5. Bahkan bisa dibilang kejahiliyahan jaman ini makin parah. Maka jika Rasulullah Saw dan para sahabat saja berjuang, kenapa kita kemudian diam?
6. Jika kita diam dan merasa enjoy saja melihat fakta kerusakan masyarakat sekarang ini, maka darah dan jiwa pemenang belum menancap kuat dalam benak kita.

7. Dengan kata lain, kita hidup ibarat zombie yang hidup tanpa pernah peduli dengan lingkungan sekitar kita.
8. Demi menyaksikan fakta yang amburadul, apakah kita memilih untuk berlari dan bersembunyi di gua dan menyendiri?
9. Sampai kapan kita akan bisa seperti itu? Malahan itu tidak pernah diajarkan oleh Islam. Itu sebuah pilihan yang konyol.
10. Jika seperti itu, bukan pilihan sebagai seorang pemenang, melainkan sebagai pecundang yang lari dari masalah.
11. Maka satu-satunya pilihan terbaik sebagai umat terbaik adalah merubah fakta diatas menjadi Islami, seperti yang dilakukan Rasulullah Saw.
12. Kitalah yang terpilih menjadi pejuang yang pemenang. Allah sendiri yang telah memilih kita untuk memperjuangkan dien ini dengan dakwah dan jihad.
13. Tentu ini bukan sebuah bencana, malahan kita harusnya bersyukur jika bisa terlibat secara aktif dalam sebuah arena dakwah Islam, karena itu nikmat yang tak tergantikan.
14. Bagaimana tidak? Jika perantaraan dakwah yang kita sampaikan di tengah masyarakat, ada orang yang mendapat hidayah.
15. Rasulullah SAW bersabda,"Wahai Ali, sungguh sekiranya Allah memberi hidayah kepada seseorang karena dakwahmu, itu lebih baik bagimu daripada unta merah." (HR. Bukhari-Muslim)
16. Sehingga setelah ini, tidak perlu terbesit sedikitpun keraguan untuk menyongsong ajakan berdakwah.
17. Hambatan dan tantangan dakwah itu pastilah ada, tapi jangan membuat kita berlari meninggalkan dakwah.
18. Jika kita memilih lari dari dakwah dengan adanya hambatan dan tantangan dakwah, maka kita bukan lagi seorang pemenang, kita telah menjadi pecundang.
19. Namun juga harus dipahami yang pastinya untuk dipersiapkan bahwa ketika melibatkan diri dalam dakwah pun akan ada resikonya.
20. Resiko yang kasat mata ketika kita melibatkan diri dalam dakwah adalah kita akan dianggap “aneh”.
21. Tapi bukankah itu pernah juga dialami oleh Rasulullah Saw? Beliau pernah dikatai sebagai gila, penyihir, aneh dan sebagainya, tapi beliau tetap saja berdakwah.
22. Jika aneh itu karena kita mendekat kepada Allah, karena kita istiqomah mengenggam Islam, maka tak perlu ada keraguan sedikitpun.
23. Sebab siapa sejatinya pemilik diri, alam semesta dan segala isinya ini? Allah pemilik jagad raya ini, bukan manusia yang mengolok dan mengatai kita sebagai “aneh”, “gila”
24. Sehingga keimanan dalam diri kita, tak perlu tergeser dengan kata-kata murahan seperti itu.
25. Bukankah untuk menjadi seorang pejuang kita harus kuat? Ya, kuatkan diri dengan tetap memegang Islam sebagai way of life kita, walaupun orang di sekitar seperti anjing yang menggonggong.
26. Kitalah yang telah dipilih untuk jadi pejuang dan pencipta para generasi pejuang, jangan pernah gentar dan goyah. Ibarat kepingan mutiara di tengah lumpur, kitalah mutiara indah itu