Wednesday, February 16, 2011

Beranda » Ghibah Tujuh Hari Tujuh Malam

Ghibah Tujuh Hari Tujuh Malam

TAHUN 2012 ini, genap sudah 15 tahun usia acara infontainment di stasiun televisi swasta Indonesia. Walau tidak sebanyak beberapa tahun yang lalu yang jumlahnya memang benar-benar membludak hingga hampir ada di setiap jam mulai dari Shubuh hingga malam menjelang dini hari, acara infontainment masih tetap mempunyai rating acara yang tinggi. Artinya, banyak pemirsanya, banyak yang menyukainya.

Selebritis (orang terkenal) memang selalu mempunyai daya tarik yang luar biasa bagi kita, masyarakat biasa. Dan infotainmet dalam hal ini adalah media yang tepat untuk memperkenalkannya kepada publik ramai. Karakteristik infotainment seperti yang kita ketahui adalah meliput dan mengorek semua kegiatan seorang pesohor. Mulai dari bagaimana seorang artis bangun tidur, memelihara kuku, tentang anjing peliharaannya, atau apa saja yang ada di mobilnya dan lain sebagainya yang benar-benar sangat tidak penting!

Secara langsung dan tidak langsung, acara-acara infotainment itu mengajak kita semua yang menontonnya untuk santai saja, tidak perlu tahu urusan dunia yang lain yang begitu banyaknya. Dan seperti kita tahu pula acara infotainment bisa tayang 5 sampai 7 kali dalam sehari dan full selama satu minggu. Bayangkan, dalam seminggu kalau dihitung-itung, bisa ada sekitar 35 acara infotainment. Jumlahyang sangat banyak!Jika kita jumlahkan dari durasi penyangannya yang biasanya cuma setengah jam, maka akan ada 18 jam yang disisihkan dalam seminggu untuk menonton infotainment?

Dari segi pemberitaan, maaf saja infotainment juga tidak “waras”. Tidak masuk logika. Cenderung mengada-ada dan memperbesar masalah. Jika ada dua artis yang tengah bertikai, masuk infotainment, ditanggung urusannya bukannya menjadi selesai, malah makin runyam. Kata mereka both sides cover (liputan dua arah), tapi yang ada malah mirip adu domba. Tidak heran jika artis-artis senang sekali berbicara yang tidak karuan di infotainment.

Sesungguhnya artis-artis itu sendiri keliatan kosong-nya. Jika mereka tengah berbicara, kata-katanya sering kali “ngasal” dan tidak berbobot. Apa karena mereka artis hingga boleh ngomong begitu? Justru karena mereka artis, jadi mereka tidak boleh bericara sembarangan.

Iwan Fals pernah dibuat meradang oleh infotainment karena kehidupan rumah tangganya yang adem ayem diulik-ulik dan terus ditelisik. Nicky Astria—penyanyi rock zaman dulu, juga pernah marah sekali karena wartawan-wartawan infotainment memaksa-maksanya dalam sebuah perkara. Artis memang sumber berita, tapi tetap saja mereka juga manusia yang punya privasi yang layak dihormati. Walau sebenarnya banyak juga artis yang setali tiga uang dengan infotainment. Artinya, artis-artis itu benar-benar memanfaatkan infotainment sebagai ajang nampang.

Di bulan Ramadhan, kita tentu akan melihat infotainment “berbaju” agak sopan. Artis-artis berlomba memakai baju muslim dan muslimah, melakukan berbagai amal kegiatan, dan kehidupan spiritualnya ditayangkan sedemikian rupa.

Lantas, apa acara-acara infotainment ini salah dan tidak layak ada? Tentu tidak bijaksana juga jika memvonis begitu. Semua asal di laik tempatnya, sesuai proporsinya, bakalan oke. Tapi walau bagaimanapun, seorang muslim menghabiskan waktunya secara khusus untuk menonton infotainment? Berarti bergunjing ghibah tujuh hari tujuh malam? Sepertinya masih banyak hal penting lainnya di dunia ini.

SUMBER